Skip to main content

Tembang Macapat Sinom, piwulang (ajaran) dan wewarah (mengajari)

Tembang macapat Sinom merupakan salah satu tembang macapat yang banyak berbicara tentang anak muda yang sedang mengalami pertumbuhan. Di usianya ini biasanya masih dalam proses pencarian identitas, selalu masih bertanya-tanya tentang “siapa aku”, sehingga tidak sedikit para remaja ini akan mencari sosok yang bisa menjadi panutan ataupun teladan bagi dirinya.
Dalam tradisi jawa, tembang banyakk dimanfaatkan sebagi sebuah piwulang (ajaran) dan wewarah (mengajari), tak terkecuali tembang macapat sinom. Salah satu tembang macapat sinom yang paling populer adalah karya KGPAA Mangkunegoro ke IV (1811-1882 M) yang terdapat dalam Serat Wedatama, Pupuh Sinom, podo 15. Tembang ini sering dikenal dengan nama Sinom Gadhung Melati.
Nulada laku utama 
(Mencontohlah perilaku yang utama)
Tumrape wong tanah Jawi 
(Bagi orang di tanah Jawa)
Wong agung ing Ngeksiganda 
(Orang besar dari Ngeksiganda/Mataram)
Panembahan Senopati 
(Panembahan Senopati)
Kepati amarsudi 
(Sangat tekun berusaha)
Sudane hawa lan nepsu 
(Mengurangi hawa nafsu)
Pinepsu tapa brata 
(Dengan cara laku prihatin/bertapa)
Tanapi ing siyang ratri 
(yang dilakukan siang dan malam)
Amamangun karyenak tyasing sesami
(Berkarya membangun ketenteraman hati sesama)
Dalam pupuh Sinom ini dapat ditafsirkan bahwasanya beliau KGPAA Mangkunegoro ke IV mengajak pada generasi muda untuk meneladani sikap dan perilaku Raja Mataram yang bernama Panembahan Senopati. Semasa hidupnya Panembahan Senopati merupakan orang yang memiliki kebiasaan mengolah diri dengan laku perihatin, meditasi dan bertapa.
Bagi orang jawa laku perihatin merupakan satu usaha dalam mengendalikan hawa nafsu, baik yang berupa nafsu amarah, nafsu dengan lawan jenis, nafsu untuk bersikap malas, maupun nafsu keserakahan dalam urusan makan dan tidur. Hawa nafsu merupakan anugerah dari Tuhan YME agar digunakan oleh manusia sebagaimana mestinya. Hampir di semua agama tidak ada yang memerintahkan untuk menghilangkan hawa nafsu, namun pengendalian diri terhadap hawa nafsu adalah hal terpenting.
Dalam pupuh sinom di atas tersirat pesan, dengan berusaha semaksimal mungkin laku perihatin baik waktu siang dan malam, maka akan mampu menentramkan hati diri sendiri dan juga orang lain (sesama). Orang-orang yang telah mampu mengendalikan diri dan mengontrol emosi dan nafsunya biasanya ia akan lebih mampu bersikap bijaksana. Kebijaksanaan inilah yang akan dapat menenteramkan.
Sumber : http://kesolo.com/contoh-tembang-macapat-sinom-dan-artinya/

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Belajar Memahami Kehidupan dari Kisah cinta yang tertulis di lagu Jawa : DADI ATI

Lagu-lagu Jawa atau langgam memang sudah tidak asing lagi bagi orang jawa. Namun kadang ketika mendengarkannya kita hanya sebatas mendengar saja, tanpa memahami maknanya, padahal dibalik indahnya gending-gending tersebut tersurat dan tersirat makna yang sangat bagus, yang bisa kita ambil pelajaran untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Seperti halnya langgam yang berjudul DADI ATI dibawah ini: Gegaraning wong akrami  Dudu bondho dudu rupo Amung ati pawitane Luput pisan keno pisan Yen gampang luwih gampang Yen angel, angel kalangkung Tan keno tinumbas arto Goleke sing koyo ngopo Wong nyatane kelakon seprene Angger-angger gendra Wekasane malah mbangun tresna Dudu bondo dudu rupa Mung atine dadi tetaline Guyub rukun kadya Pepindhane mimi lan mintuno Wus jamak lumrahe yen wong urip coba lan godhane gedhe Suprandene ora nganti ndadak dadi gawe Rino wengi dadi ati Wong prasojo luhur bebudine Dasare gemati Momong putro alus bebudine Download Langg

Watak, Ciri dan Contoh Tembang Macapat Mijil

Di kalangan masyarakat Jawa, tembang macapat merupakan sebuah lagu daerah yang sangat populer. Lagu atau tembang macapat ini begitu populer dan cukup dibanggakan di kalangan pelestari budaya jawa. Tembang macapat sendiri merupakan bentuk ungkapan atau yang dilagukan dan dipaparkan dalam sebuah ‘pada’ atau paragraf. Tembang macapat sering digunakan sebagai sebuah penggambaran tentang kehidupan sekaligus berisi petuah petuah. Hingga kini, masyarakat suku Jawa terus melestarikan tembang macapat. Di sekolah – sekolah di Jawa, mempelajari tembang macapat menjadi salah satu hal yang hampir selalu diwajibkan. Terutama di sekolah dasar, anak – anak banyak yang diajarkan tentang tembang – tembang Jawa ini, meski secara sederhana dan garis besar. Kesenian Jawa satu ini pun banyak yang masih dipelajari hingga sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Di dalam pelajaran tembang macapat, dikenal ada 11 jenis atau judul tembang macapat. Terdapat  11 jenis lagu  dalam temb