Skip to main content

Belajar Memahami Kehidupan dari Kisah cinta yang tertulis di lagu Jawa : DADI ATI


Lagu-lagu Jawa atau langgam memang sudah tidak asing lagi bagi orang jawa. Namun kadang ketika mendengarkannya kita hanya sebatas mendengar saja, tanpa memahami maknanya, padahal dibalik indahnya gending-gending tersebut tersurat dan tersirat makna yang sangat bagus, yang bisa kita ambil pelajaran untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
Seperti halnya langgam yang berjudul DADI ATI dibawah ini:




Gegaraning wong akrami 
Dudu bondho dudu rupo
Amung ati pawitane
Luput pisan keno pisan
Yen gampang luwih gampang
Yen angel, angel kalangkung
Tan keno tinumbas arto
Goleke sing koyo ngopo
Wong nyatane kelakon seprene
Angger-angger gendra
Wekasane malah mbangun tresna
Dudu bondo dudu rupa
Mung atine dadi tetaline
Guyub rukun kadya
Pepindhane mimi lan mintuno
Wus jamak lumrahe yen wong urip coba lan godhane gedhe
Suprandene ora nganti ndadak dadi gawe
Rino wengi dadi ati
Wong prasojo luhur bebudine
Dasare gemati Momong putro alus bebudine



Dimulai dari awal lirik (bowo menggunakan tembang asmarandana) “gegaraning wong akrami... dst..

yang artinya bahwa adanya orang menikah atau menjalin ikatan itu bukan karena wajahnya yang cantik/tampan, bukan karena harta yang dimiliki..
AMUNG ATI PAWITANE =hanya hatilah yang menyebabkannya..
Dari beberapa baris intro langgam tersebut dapat kita simpulkan, bahwa jangan memandang orang dari harta dan wajahnya saja. Karena jodoh itu datang dari rasa suka dihati.
Lalu masuk ke langgamnya yang dimulai dari kalimat “Goleka sing kaya ngapa?” yang artinya “mau cari yang seperti apa??” >>ini bisa disimpulkan bahwa sebenarnya yang dicari dalam jodoh kita atau pasangan hidup nantinya itu apa sih? Apakah kesempurnaan?

Wong nyatane kelakon seprene, angger-angger gendra, wekasane malah mbangun tresna. Bait tersebut dapat diartikan sebagai Hla kenyataanya sampai sekarang (banyak orang yang sering menjalani hubungan dengan apa adanya, gak mandang apa-apa, justru orang-orang yang seperti inilah yang pada akhirnya sampai pada pernikahan dan membangun cinta dalam bahtera rumah tangga.

Dudu banda dudu rupa, amung atine dadi tetaline, guyub rukun kadya pepindhane mimi lan mintuna , pada bait ini bisa kita pahami bahwa bukan kecantikan atau harta yang dijadikan dasar, hanyalah hati yang mengikatnya,, karena hati itulah pada akhirnya mereka menjalani kehidupan yang rukun dan tentram bagaikan mimi lan mintuna .

Nb:(mimi lan mintuna adalah pengibaratan dalam peribahasa jawa terhadap 2 orang yang selalu rukun dan bersama)

Lalu pada bait terakhir ada beberapa lirik: Wus jamak lumrahe yen wong urip coba lan godane gedhe,, suprandene ora nganti ndadak dadi gawe, rina wengi dadi ati, wong prasaja luhur bebudine, dasare gemati...... momong putra alus bebudine. >>> yang mempunyai makna :Sudah sewajarnya orang hidup didunia ini banyak cobaan dan godaannya, namun semua itu seharusnya tidak mejadikannya hal yang bisa merusak kehidupan yang sudah dijalani, ,, siang malam menjadi hati (cinta), orang yang bijaksana luhur budi pekertinya... dasarnya orang-orang yang penyayang.. mendidik anak ya dengan budi pekerti yang halus...

Ya... begitulah makna yang bisa kita pelajari dari lagu jawa yang berjudul DADI ATI ini. Semua musik itu indah,, seni itu indah. Dan alangkah lebih indah lagi jika selalu tersirat dan tersurat pesan kebaikan didalamnya. Terlebih lagi pesan yang bisa kita jadikan nasehat atau pitutur untuk kehidupan kita kedepannya : )
Sengaja mereview langgam ini karena DADI ATI ini adalah langgam yang cocok dinyanyikan saat pernikahan. Kebetulan banyak sahabat-sahabat saya yang akhir-akhir ini menikah. Jadi ya, saya anggap review langgam ini sebagai ucapan Happy Wedding untuk mereka semua aja. Semoga bahagia menjalani kehidupannya yang baru. Menjadi keluarga yang sakinah, mawadah warohmah.
Kalian semua (semuanya) adalah pelajaran, pengalaman dan inspirasi dalam hidupku.
Terima kasih : )


Sumber :
http://legilegigulajawa.blogspot.co.id/2013/10/belajar-memahami-kehidupan-dari-kisah.html


Comments

Popular posts from this blog

Tembang Macapat Sinom, piwulang (ajaran) dan wewarah (mengajari)

Tembang macapat Sinom merupakan salah satu tembang macapat yang banyak berbicara tentang anak muda yang sedang mengalami pertumbuhan. Di usianya ini biasanya masih dalam proses pencarian identitas, selalu masih bertanya-tanya tentang “siapa aku”, sehingga tidak sedikit para remaja ini akan mencari sosok yang bisa menjadi panutan ataupun teladan bagi dirinya. Dalam tradisi jawa, tembang banyakk dimanfaatkan sebagi sebuah  piwulang  (ajaran) dan  wewarah  (mengajari), tak terkecuali  tembang macapat sinom . Salah satu tembang macapat sinom yang paling populer adalah karya KGPAA Mangkunegoro ke IV (1811-1882 M) yang terdapat dalam Serat Wedatama, Pupuh Sinom, podo 15. Tembang ini sering dikenal dengan nama Sinom Gadhung Melati. Nulada laku utama   (Mencontohlah perilaku yang utama) Tumrape wong tanah Jawi   (Bagi orang di tanah Jawa) Wong agung ing Ngeksiganda  (Orang besar dari Ngeksiganda/Mataram) Panembahan Senopati   (Panembahan Senopati) Kepati amarsudi  (Sangat tekun berusaha

Watak, Ciri dan Contoh Tembang Macapat Mijil

Di kalangan masyarakat Jawa, tembang macapat merupakan sebuah lagu daerah yang sangat populer. Lagu atau tembang macapat ini begitu populer dan cukup dibanggakan di kalangan pelestari budaya jawa. Tembang macapat sendiri merupakan bentuk ungkapan atau yang dilagukan dan dipaparkan dalam sebuah ‘pada’ atau paragraf. Tembang macapat sering digunakan sebagai sebuah penggambaran tentang kehidupan sekaligus berisi petuah petuah. Hingga kini, masyarakat suku Jawa terus melestarikan tembang macapat. Di sekolah – sekolah di Jawa, mempelajari tembang macapat menjadi salah satu hal yang hampir selalu diwajibkan. Terutama di sekolah dasar, anak – anak banyak yang diajarkan tentang tembang – tembang Jawa ini, meski secara sederhana dan garis besar. Kesenian Jawa satu ini pun banyak yang masih dipelajari hingga sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Di dalam pelajaran tembang macapat, dikenal ada 11 jenis atau judul tembang macapat. Terdapat  11 jenis lagu  dalam temb