Lagu-lagu Jawa atau langgam memang sudah tidak asing lagi bagi orang jawa. Namun kadang ketika mendengarkannya kita hanya sebatas mendengar saja, tanpa memahami maknanya, padahal dibalik indahnya gending-gending tersebut tersurat dan tersirat makna yang sangat bagus, yang bisa kita ambil pelajaran untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
Seperti
halnya langgam yang berjudul DADI ATI dibawah ini:
Gegaraning
wong akrami
Dudu
bondho dudu rupo
Amung ati pawitane
Luput pisan keno pisan
Yen gampang luwih gampang
Yen angel, angel kalangkung
Tan keno tinumbas arto
Amung ati pawitane
Luput pisan keno pisan
Yen gampang luwih gampang
Yen angel, angel kalangkung
Tan keno tinumbas arto
Goleke
sing koyo ngopo
Wong nyatane kelakon seprene
Angger-angger gendra
Wekasane malah mbangun tresna
Wong nyatane kelakon seprene
Angger-angger gendra
Wekasane malah mbangun tresna
Dudu
bondo dudu rupa
Mung atine dadi tetaline
Guyub rukun kadya
Pepindhane mimi lan mintuno
Mung atine dadi tetaline
Guyub rukun kadya
Pepindhane mimi lan mintuno
Wus jamak
lumrahe yen wong urip coba lan godhane gedhe
Suprandene ora nganti ndadak dadi gawe
Rino wengi dadi ati
Wong prasojo luhur bebudine
Dasare gemati Momong putro alus bebudine
Suprandene ora nganti ndadak dadi gawe
Rino wengi dadi ati
Wong prasojo luhur bebudine
Dasare gemati Momong putro alus bebudine
Dimulai
dari awal lirik (bowo menggunakan tembang asmarandana) “gegaraning wong
akrami... dst..
yang
artinya bahwa adanya orang menikah atau menjalin ikatan itu bukan karena
wajahnya yang cantik/tampan, bukan karena harta yang dimiliki..
AMUNG ATI
PAWITANE =hanya hatilah yang menyebabkannya..
Dari
beberapa baris intro langgam tersebut dapat kita simpulkan, bahwa jangan
memandang orang dari harta dan wajahnya saja. Karena jodoh itu datang dari rasa
suka dihati.
Lalu
masuk ke langgamnya yang dimulai dari kalimat “Goleka sing kaya ngapa?” yang
artinya “mau cari yang seperti apa??” >>ini bisa disimpulkan bahwa
sebenarnya yang dicari dalam jodoh kita atau pasangan hidup nantinya itu apa
sih? Apakah kesempurnaan?
Wong
nyatane kelakon seprene, angger-angger gendra, wekasane malah mbangun tresna.
Bait tersebut dapat diartikan sebagai Hla kenyataanya sampai sekarang
(banyak orang yang sering menjalani hubungan dengan apa adanya, gak mandang
apa-apa, justru orang-orang yang seperti inilah yang pada akhirnya sampai pada
pernikahan dan membangun cinta dalam bahtera rumah tangga.
Dudu
banda dudu rupa, amung atine dadi tetaline, guyub rukun kadya pepindhane mimi
lan mintuna , pada bait ini bisa kita pahami bahwa bukan kecantikan
atau harta yang dijadikan dasar, hanyalah hati yang mengikatnya,, karena hati
itulah pada akhirnya mereka menjalani kehidupan yang rukun dan tentram bagaikan
mimi lan mintuna .
Nb:(mimi
lan mintuna adalah pengibaratan dalam peribahasa jawa terhadap 2 orang yang
selalu rukun dan bersama)
Lalu pada
bait terakhir ada beberapa lirik: Wus jamak lumrahe yen wong urip coba lan
godane gedhe,, suprandene ora nganti ndadak dadi gawe, rina wengi dadi ati,
wong prasaja luhur bebudine, dasare gemati...... momong putra alus bebudine.
>>> yang mempunyai makna :Sudah sewajarnya orang hidup didunia ini
banyak cobaan dan godaannya, namun semua itu seharusnya tidak mejadikannya hal
yang bisa merusak kehidupan yang sudah dijalani, ,, siang malam menjadi hati
(cinta), orang yang bijaksana luhur budi pekertinya... dasarnya orang-orang
yang penyayang.. mendidik anak ya dengan budi pekerti yang halus...
Ya...
begitulah makna yang bisa kita pelajari dari lagu jawa yang berjudul DADI ATI
ini. Semua musik itu indah,, seni itu indah. Dan alangkah lebih indah lagi jika
selalu tersirat dan tersurat pesan kebaikan didalamnya. Terlebih lagi pesan
yang bisa kita jadikan nasehat atau pitutur untuk kehidupan kita kedepannya : )
Sengaja
mereview langgam ini karena DADI ATI ini adalah langgam yang cocok dinyanyikan
saat pernikahan. Kebetulan banyak sahabat-sahabat saya yang akhir-akhir ini
menikah. Jadi ya, saya anggap review langgam ini sebagai ucapan Happy Wedding
untuk mereka semua aja. Semoga bahagia menjalani kehidupannya yang baru.
Menjadi keluarga yang sakinah, mawadah warohmah.
Kalian
semua (semuanya) adalah pelajaran, pengalaman dan inspirasi dalam hidupku.
Terima
kasih : )
Sumber :
http://legilegigulajawa.blogspot.co.id/2013/10/belajar-memahami-kehidupan-dari-kisah.html
Comments
Post a Comment